Saya pernah dihubungi oleh salah seorang friend yang terhubung di FB. Maklum, sejak dulu menggagas “Gerakan Matikan HP” sebagai protes terhadap pencurian pulsa, web, FB dan akun twitter saya banyak yang melirik. Ia memberikan link dan meminta apakah bisa dibantu kasus yang dibincangkan di link itu. Saya buka linknya ternyata menghubungkan ke salah satu fanpage customer service satu provider internet berbasis GSM. Di situ ternyata sudah ramai, banyak yang protes mengenai pulsanya yang tiba-tiba habis setelah mengakses internet.
Oh iya, sebelum ke pembahasan itu, saya perlu sedikit berbagi mengenai: kenapa saya yang dulu sejak Oktober 2011 rajin memprotes para operator seluler dan mempelopori gerakan protes nasional lantas kemudian seolah tenggelam, jarang lagi menulis tentang itu.
Pertama, apakah kasus pencurian pulsa ini sudah selesai? Belum sama sekali. Bahkan meskipun sudah dibentuk Panja Pencurian Pulsa di Komisi I DPR, tetapi prosesnya seakan menguap entah kemana. Sempat ditetapkan beberapa tersangka oleh kepolisian, di antaranya beberapa dari Content Provider yang bermasalah dan juga dari pihak operator. Tapi sampai saat ini tak terdengar kabarnya lagi.
Selain itu, dari pihak pelapor ada yang mencabut laporannya, yaitu Ferry Kuntoro. Tersiar kabar bahwa dia menerima sejumlah uang yang banyak dari pihak CP sebagai tanda “penyelesaian secara kekeluargaan” (tentang ini hanya Ferry yang tahu).
Kedua, apakah saya sudah tidak ikuti masalah kasus pencurian pulsa? Sampai sekarang juga masih. Bahkan dengan pelapor pencurian pulsa yang menjadi korban penganiayaan hingga dipukuli masih sering kontak. Karena dulu sebelum mendapat perlindungan dari LPSK, selama empat hari saya sembunyikan dia di suatu tempat.
Saya mau katakan satu hal dulu yang tak pernah diungkap oleh media manapun. Korban penganiayaan pelapor pencurian pulsa, dalam hal ini Hendry Kurniawan, sampai saat ini masih bersembunyi di suatu tempat. Karena apa? Karena ia dianiaya bukan hanya sekali tapi dua kali. Insiden kedua ia diculik ke dalam mobil dan dipukuli lalu ditinggalkan di suatu tempat. Ia sangat trauma. Lalu datang lagi ke tempat saya dan akhirnya kami sepakat untuk tidak menceritakan masalah penganiayaan yang kedua ini. Tak hanya itu, karena mengingat masalah keamanan dirinya dan juga menjaga keamanan diri saya, kami sepakat untuk tidak bicara di media manapun masalah pencurian pulsa ini. Sudah hampir 5 bulan berlalu. Terakhir Hendry menuliskan pengalamannya di blog tetapi kemudian ia hapus karena masih dihantui perasaan trauma.
Waktu terus berlalu. Lantas ketika dihubungi teman terkait masalah pencurian pulsa sebulan lalu sebagaimana saya ungkapkan di awal, jadi terus berpikir. Ditambah lagi melihat regulasi di DPR yang secara resmi merekomendasikan agar di awal tahun 2012 masalah SMS Premium yang sempat ditutup sementara oleh Kemenkominfo dibuka lagi.
Dari hasil pengamatan, rekomendasi DPR itu memang dilaksanakan. Kran SMS Premium kembali dibuka. Tapi kini pencurian pulsa berubah bentuk. Pencurian pulsa tak lagi banyak di SMS (text), tapi lebih banyak di internet (data). Hal ini karena SMS sudah tergeser fungsinya oleh jaringan sosial.
Lihat saja misalnya, saat ini operator besar seperti XL dan Telkomsel juga beberapa operator lain sudah tidak menerapkan paket Internet Unlimitted. Paket internet yang banyak beredar sekarang adalah Volume Based dan Time Based. Tentunya dengan daya tarik kecepatan lebih besar. Tapi meski kecepatan tinggi, resiko untuk konsumen adalah tidak lagi bisa bebas berselancar di dunia maya.
Biaya untuk berinternet saat ini lebih besar. Itu yang saya alami sendiri sekarang. Dulu anggaran saya untuk internet hanya sekitar 200 ribu per bulan (internet 100 ribu dan Blackberry 100 ribu), tapi sekarang dua kali lipat yaitu sebesar 400 ribu (300 ribu internet dan 100 ribu BB). Karena dengan sistem volume based. Pada waktu awal bahkan sempat sampai 500 ribu internet saja, karena dikira paket internet unlimited masih ada, tapi kemudian setelah paket volume habis dikenakan pulsa normal, Rp. 1/kb sehingga pemakaian menjadi bengkak. Tanpa basa-basi setelah itu saya langsung ganti operator.
Ini bukan pengalaman saya saja, ternyata dari link yang dikasih teman, ratusan orang mengalami hal serupa. Paket internet kini menjadi alternatif utama operator untuk memaksimalkan profit, tetapi dengan mengorbankan konsumen. Paket internet menjadi celah baru pencurian pulsa, terutama dari layanan internet dari operator seluler.
Operator jeli memanfaatkan segmen kelas menengah. Internet adalah segmen kelas menengah ke atas, sedangkan SMS adalah all segment, kelas bawah pun terkena jika SMS. Maka, agar tidak menimbulkan kericuhan kini segmen menengah yang dijadikan target. So, waspadai penggunaan internet Anda jangan sampai membengkak!**[harja saputra]
Sumber : Tekno Kompasiana
Komentar