Jika Anda pikir Anda sudah menemukan semua ponsel tercanggih setelah mengamati sederet ponsel keluaran terbaru berlayar sentuh dengan fitur terkini, tahan dulu hingga Anda melihat ponsel satu ini.
NTT Docomo dari Jepang dan pabrikan Fujitsu memamerkan produk canggihnya dalam sebuah demonstrasi. Demo produk ponsel ini, menurut laman intomobile.com, berpotensi mengubah dunia teknologi. Kedua perusahaan TI itu bergabung untuk menelurkan prototipe produk ponsel yang berlayar OLED. Lain dari ponsel sejenis, ponsel ini memiliki layar OLED yang bisa digunakan di kedua sisinya. Jadi ia bisa difungsikan bolak-balik. Layar ini tembus pandang dan dapat menerima masukan informasi berupa sentuhan dari kedua sisinya. Misalnya, satu sisi bisa digunakan untuk mengatur notifikasi, sementara sisi lain untuk berinteraksi dengan aplikasi. Ini berpotensi untuk membawa konsep multi sentuh ke tingkat yang lebih tinggi dari yang sudah kita kenal.
Sangat mengagumkan saat kita berpikir tentang kemajuan teknologi layar ponsel ini. Meskipun sayangnya produk ini masih dalam tahap purwarupa sehingga belum dapat ditemui di pasar dan belum diketahui dengan pasti kapan produk serupa akan dilempar ke pasar.
Dalam versi purwarupa, ponsel ini berlayar lebih sempit dari ponsel layar sentuh yang sedang tren sekarang, cuma 2,4 inci. Resolusinya pun hanya QVGA alias 320 kali 240 piksel. Bukan yang paling mengagumkan. Tetapi kelebihannya yang bisa digunakan di kedua sisi adalah daya jual dan saing yang belum bisa ditemui di produk yang sudah ada.
Jika Docomo, Fujitsu dan mungkin beberapa pabrikan yang piawai dalam hal layar seperti LG dan Samsung membangun produk ini bersama-sama, kita akan bisa menikmati produk yang lebih sempurna dan memukau dari versi purwarupa ini. (*AP)
sumber ; Tekno Kompasiana
|
swns.com/daily mail Lee Charie bersama ibunya Natalie dan saudarinya Kirsty di rumah sakit di Cambridge, Inggris. Lee kini menunggu operasi pemasangan plat titanium di kepalanya. Para pekerja hotel saat itu menemukan Lee sudah tak sadarkan diri setelah jatuh dari ketinggian sekitar tujuh meter. Lee lalu dilarikan ke klinik kesehatan yang lebih besar di Pulau Koh Samui. Selama dua hari, Lee tak sadarkan diri meski paramedis berusaha menyadarkan kembali pria yang sehari-hari bekerja sebagai pembersih kolam renang itu. Akhirnya tim dokter memutuskan untuk mengangkat seperempat tengkorak Lee yang hancur akibat kecelalakaan demi memberi ruang bagi otak laki-laki itu untuk pulih. Dua pekan setelah pembedahan dan kondisi Lee sudah mulai membaik, dia dipulangkan ke Inggris. Dokter setempat menyerahkan tengkoraknya yang sudah diangkat di dalam sebuah kotak steril untuk dibawa pulang. Kotak berisi sebagian tengkorak Lee itu dijaga seorang dokter Thailand yang ikut ke Inggris u...
Komentar